sergap TKP – SURABAYA
Kasat Binmas Polda Jatim AKBP Dr. Dody Eko Wijayanto menyebut bahwa hari jadi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sebaiknya diperingati pada 21 Agustus daripada 1 Juli. Hal tersebut menurutnya didasarkan pada fakta sejarah tentang Polri.
“Memang ada wacana terkait hari kelahiran Polri jika dikaitkan dengan sejarah adalah ketika Pak Jasin memplokamirkan polisi istimewa itu menjadi polisi republik Indonesia ada monumennya juga di Jalan Polisi Istimewa Surabaya, barangkali lebih mengena jika hari polisi diperingati tanggal 21 Agustus,” ujarnya dalam seminar lokakarya bertema kepahlawanan M. Jasin proklamator Polisi Republik Indonesia, pahlawan yang terlupakan di aula SMAK St. Louis 1, Surabaya. Sabtu (11/11/2017).
Untuk itu pihaknya akan membentuk sebuah panitia yang mengkaji wacana tersebut sehingga dapat digulirkan melalui seminar lokakarya hingga nasional. “Sementara kita sebagai pengungkit sejarah, terutama dari media kita viralkan agar ada tanggapan segala macam nanti akan mengerucut dalam seminar nasional dan kita rekomendasikan ke pusat semoga pak Kapolri mempertimbangkan usulan kita,” ujar perwira dengan dua melati dipundaknya tersebut.
Sementara itu Prof. Dr. Aminudin Kasdi juga menambahkan, munculnya istilah Polri sendiri terjadi pada 21 Agustus. Sehingga akan lebih baik apabila hari jadi Polri dirubah ke tanggal tersebut.
“Kita semua kan tahu tanggal 21 Agustus pada saat itu Pak Jasin berhasil mengambil alih markas polisi istimewa dan diproklamirkan menjadi Polri, disitu ada keberanian tanpa diinstruksi tanpa diperintah untuk mengamankan keberadaan republik Indonesia sehingga ini patut diapresiasi,” jelas Prof. Aminudin.
Hal tersebut diakuinya telah dilakukan melalui penelitian yang dilakukan MSI. Dan perubahan hari lahir suatu organisasi merupakan suatu hal yang bisa saja dirubah, dan hal serupa juga pernah terjadi pada hari lahir Surabaya. “Seperti hari jadi kota Surabaya, mulanya kan tanggal 6 April tahun 1105. Tapi ini kurang nasionalis, yang nasionalis tanggal 31 Mei tahun 1293,” paparnya.
Seminar yang diprakarsai oleh Masyarakat Sejarawan Indonesia (MI) bersama Satuan Pembina Masyarakat (Satbinmas) Polda Jatim tersebut, turut dihadiri pula oleh guru besar Universitas Surabaya (Ubaya) Prof. Dr. Aminudin Kasdi, para sejarawan, perwakilan Kepolisian Resort Kota Besar (Polrestabes) Surabaya dan para purnawirawan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).