sergap TKP – SURABAYA
Sebanyak puluhan utusan perwakilan dari masing-masing Pengurus Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tergabung dalam Koalisi Elemen Bela NKRI mendatangi Polda Jatim. Jum’at (10/8/2018).
Kedatangan para utusan perwakilan pengurus Ormas dan LSM tersebut dalam rangka menyampaikan surat keberatan kepada Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Mahfud Arifin terkait adanya rencana agenda Rapat Akbar yang akan berlangsung di Tugu Pahlawan Surabaya pada Minggu 26 Agustus 2018 mendatang.
“Koalisi Elemen Bela NKRI ini, merupakan gabungan dari puluhan Ormas dan LSM yang ada di Surabaya dan wilayah Jawa Timur,” kata Edi Firmanto, Koordinator Koalisi Elemen Bela NKRI. Jum’at (10/8/2018).
“Kedatangan kami kesini, untuk menyampaikan surat keberatan Ke Kapolda sehubungan dengan adanya rencana agenda Rapat Akbar dengan tema #2019 GANTI PRESIDEN oleh inisiator dari pusat yakni Mardani Ali Sera, Neno Warisman, Sang Alang dan Ahmad Dhani Presetya.” ujar Edi.
Menurut Edi, kegiatan Rapat Akbar dengan tema #2019 GANTI PRESIDEN tidak memiliki urgensi dengan hari-hari besar dan jauh dari nuansa Hari Kemerdekaan RI.
“Kegiatan Rapat Akbar itu sama sekali tidak memiliki urgensi dengan hari-hari besar dan jauh dari nuansa Hari Kemerdekaan RI. Selain itu, kegiatan Rapat Akbar tersebut justru dapat menimbulkan kebencian dan perpecahan serta menumbuhkan ketidak percayaan terhadap pemerintah.” Tutur Edi.
Hal senada juga disampaikan oleh Penggurus Ormas Garda Yudha Nusantara (G.Y.N.) Christofer Chandra Yahya yang mengatakan, jika kegiatan Rapat Akbar tersebut bukanlah bagian dari proses Demokrasi melainkan upaya Inkonstitusional tersembunyi oleh kaum radikal yang diduga kuat memiliki agenda menganti Pancasila dan UUD 45 dengan Khilafah.
“Kegiatan Rapat Akbar itu patut diduga bukanlah bagian dari proses Demokrasi melainkan upaya Inkonstitusional tersembunyi oleh kaum radikal yang diduga kuat memiliki agenda menganti Pancasila dan UUD 45 dengan Khilafah,” kata Christofer Chandra Yahya. Jum’at (10/8/2018).
Christofer juga mengancam, jika pihak Polda Jatim membiarkan kegiatan Rapat Akbar Ganti Presiden 2019 tetap dipaksakan berlangsung di Kota Surabaya, Pihaknya tidak segan-segan akan mengerahkan massa relawan lebih banyak untuk menghadang rombongan yang akan mencoba masuk ke Kota Surabaya.
“Demi keamanan dan ketentraman Kota Surabaya, Kami akan kerahkan massa dan pertaruhkan jiwa raga untuk mengamankan Kota Surabaya dari kaum radikal yang berupaya menganti Pancasila dan UUD 45 dengan Khilafah,” tegas Christofer.