AMP Sayangkan Aksi Ormas Dan Pihak Kepolisian

oleh -
oleh

sergap TKP – SURABAYA

Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menyayangkan aksi Organisasi Masyarakat (Ormas) dan penanganan aparat kepolisian, saat mereka mengamankan aksi massa AMP ketika menyuarakan aspirasi dan saat pemulangan mahasiswa perwakilan AMP ke kota mereka masing-masing.

Kuasa Hukum AMP, Veronika Koman mengatakan, Kami sangat menyayangkan aksi Organisasi Masyarakat (Ormas) dan penanganan aparat kepolisian, ada beberapa pelanggaran hak asasi manusia dan rasisme yang terjadi, yakni saat AMP menyuarakan aspirasi dan saat pemulangan serta aksi tepuk tangan, ketika bus yang mengakut mereka berjalan.

“Kami sangat menyayangkan karena kasus ini ternyata tidak hanya terjadi di Surabaya, tapi di kota-kota lainnya juga,” kata  Veronika Koman. Senin, (3/12/2018).

“Ini mahasiswa Papua juga warga negara Indonesia, namun mengapa mendapat perlakuan yang tidak manusiawi,” ujar Veronika.

Selain itu, Pihaknya juga menyayangkan ketika pihak aparat Polrestabes Surabaya mengamankan 2 (dua) mahasiswa non Papua seolah-olah mereka penjahat, dengan membawa mereka ke Gedung Satreskrim Polrestabes Surabaya.

“Mereka itu bukan penjahat, dan seakan polisi tidak percaya dengan kami, terlebih saya sebagai Kuasa hukumnya,” terang Veronika.

Menurut Veronika, perlakuan tidak wajar juga terjadi saat polisi mengawal mahasiswa Papua perwakilan AMP berada di Terminal Bunggurasih.

“Ini mereka merasa tersinggung dengan ketatnya aksi dari kepolisian yang memang cukup banyak anggota yang mengawal itu semua,” jelas Veronika.

Sementara itu, Saat ditanya rekan wartawan mengapa memilih kota Surabaya menjadi kota tujuan untuk tempat berdemo, salah satu anggota AMP, Lince Tegege mengatakan, jika pilihan Kota Surabaya dipilih sebagai tempat untuk berdemo, karena dinilai tepat dan sesuai kesepakatan semua anggota AMP.

“Kota Surabaya di pilih karena sesuai kesepakatan. Selain itu, AMP Surabaya juga yang paling siap untuk mengadakan aksi demo tersebut,” terang  Lince Tegege.

Lince berharap, Ormas maupun aparat kepolisian membiarkan AMP dengan tidak menghalang-halangi mereka dalam menyampaikan pendapat dan aspirasi mereka.

“Kita semua bersaudara, Jadi biarkan kami menyampaikan aspirasi kami.” Tutur Lince.

 

No More Posts Available.

No more pages to load.