sergap TKP – SURABAYA
Aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para mahasiswa terkait sejumlah permasalahan termasuk penolakan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) berlangsung serentak di 13 daerah di Jatim.
Kepolisan Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) mengklaim dari 13 demonstrasi tersebut, 12 diantaranya berlangsung dengan kondusif. Hanya saja terdapat insiden gesekan yang menyebabkan satu wartawan dan dua polisi mengalami luka luka di Malang.
“Demontrasi mahasiswa dengan berbagai tuntutan seperti menolak RUU tentang pertanahan dan UU KPK, berjalan cukup kondusif,” ujar Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera, Selasa (24/9/2019).
Perwira polisi dengan tiga melati dipundak tersebut menyebut insiden yang terjadi di Malang diakibatkan adanya gesekan usai hanya 23 perwakilan saja yang diizinkan untuk masuk ke gedung DPRD, namun pendemo menginginkan seluruhnya masuk.
“Biasa, fluktuatif (tidak stabil. Red) itu. Ada dorong-dorongan, ada keinginan untuk masuk ke DPR secara keseluruhan tetapi memang tidak diperbolehkan secara keseluruhan. Kita hanya membatasi 23 orang,” ungkapnya.
Adapun jumlah dan asprirasi demonstran yang dirilis kepolisian adalah sebagai berikut :
1. Jember (200 orang, tolak UU KPK, kondusif);
2. Ponorogo (100 orang, tolak RUU KPK dan RUU pertanahan, kondusif);
3. Kediri Kota (800 orang, Tolak RUU KPK, kondusif);
4. Bangkalan (tolak RUU KPK);
5. Blitar Kota (100 orang, Tolak RUU KUHP dan RUU KPK, kondusif);
6. Banyuwangi (395 orang, tolak RUU agraria dan sengketa lahan, kondusif);
7. Gresik (70 orang, tolak RUU pertanahan dan RUU KUHP, kondusif);
8. Lamongan (300 orang, masalah pertanahan, kondusif);
9. Pamekasan (50 orang dukung KPK berantas koruptor, Aliansi BEM 20 orang, atasi anjloknya tembakau, dan 50 aliansi pemuda peduli rakyat tembakau, 20 orang PMII tolak RUU pertanahan);
10. Malang Kota (tolak RUU KUHP, Minerba, pembebasan lahan, dan Tolak RUU KPK, situasi fluktuatif, ada gesekan, ada satu wartawan, anggota shabara dan intel terluka);
11. Sidoarjo (400 orang, di Pengadilan Hubungan Industrial, kondusif);
12. Pasuruan (100 orang);
13. Surabaya (200 orang, pagi dan siang 200 orang di Gubernuran, tolak RUU KUHP dan RUU KPK, kondusif).