sergap TKP – SURABAYA
Bersama anggota komisi X DPR RI Arzetti Bilbina, Badan Ekonomi Kreatif (Be Kraf) berusaha mengedukasi para pemilik kedai kopi melalui workshop pengembangan usaha kedai kopi untuk tidak hanya sekadar menyajikan kopi instan melainkan bisa belajar dan menyajikan kopi racikan sendiri.
Pasalnya dengan menyajikan kopi racikan hal itu dapat meningkatkan harga serta dapat meningkatkan cita rasa dari kopi itu sendiri. Terlebih Indonesia sendiri saat ini berada di urutan keempat penghasil kopi terbesar di Dunia. Selain itu kopi sendiri sudah hampir menjadi trend atau gaya hidup sebagian besar orang Indonesia mulai dari kalangan tua sampai muda.
Untuk itu melalui kegiatan workshop ini para pemilik kedai kopi diharapkan bisa membawa nama kopi Indonesia semakin dikenal dimata dunia dengan belajar mengenal jenis-jenis kopi secara lebih spesifik dan mendalam. Sehingga para pemilik kedai kopi ini sendiri dapat mengedukasi para konsumennya.
“Yang penting diketahui itu jenis kopinya. Karena sebelum menyajikannya kepada konsumen, penjual harus tahu dulu kopi apa yang disajikan,” ujar Aldiansyah yang merupakan professional barista saat memberikan Workshop Pengembangan Usaha Kedai Kopi di Kedai 27, Jalan Kayun Kamis (10/5).
Ia menjelaskan untuk membedakan jenis kopi robusta dan arabika dapat dilakukan denga melihatnya sewaktu masih berupa bean (bijinya). “Cukup dilihat garis tengahnya. Kalau robusta itu garis tengahnya lurus, sedangkan Arabika itu garis tengahnya tidak beraturan, bisa berbentuk S, Z bahkan zigzag,” jelasnya.
Tidak hanya itu bentuk dari kopi robusta sendiri cenderung lebih bulat sedangkan kopi Arabika bentuknya lebih lonjong. “itu hal dasar yang perlu kita ketahui. Sehingga, kalau konsumen tanya, kita bisa tahu. Karena dasar membuat kedai kopi itu pengetahuan tentang kopi,” ujar salah satu barista yang telah mendapatkan sertifikasi barista dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) tersebut.
Kepala Biro Perencanaan Badan Ekonomi Kreatif, Dr. Ahmad Rekotomo yang juga hadir dalam workshop tersebut menerangkan bahwa pihaknya melihat potensi ekonomi dari kopi adalah komoditi yang harusnya bisa berkembang dengan pesat. “Kita ingin memberikan edukasi kepada para pemilik warung kopi bagaimana mengelola usahanya dengan baik. Sehingga usaha ini benar-benar bisa mengangkat nama kopi Indonesia,” jelasnya.
Untuk itu ia juga memberikan lima poin penting yang harus diperhatikan oleh pemilik warung kopi untuk menjalankan usahanya. Kelima poin tersbut antara lain adalah target konsumennya, konsep warungnya, lokasi usaha, pemilihan bahan baku, dan juga modal. “Kami berharap kopi menjadi cahaya bagi seluruh masyarakat Indonesia mulai dari kota hingga desa,” paparnya.
Sementara itu Anggota Komisi X DPR RI, Arzetti Bilbina mengatakan dengan diadakanya kegiatan ini dapat memunculkan banyak entrepreneur muda yang bisa menjual produk berkualitas. “Kita berharap entrepreneur kreatif bermunculan di daerah-daerah bukan hanya di kota besar saja,” ujar Arzetti.
Sehingga dengan munculnya para entrepreneur tersebut bisa menciptakan poros ekonomi yang baru bagi masyrakat. “Kalo memang kita berbicara tentang keinginan kita untuk menjadikan generasi milenial kita ini menjadi generasi kreatif yang akan menjadi entrepreneur kreatif yang bisa menjadikan poros ekonomi baru bagi income bukan hanya personal tapi bagi masyarakat dan negara kita,” pungkasnya.