Kasus Baby Sister Cekoki Anak Asuhnya, Selain Kekerasan Fisik Polisi Temukan Adanya Dugaan Praktek Kefarmasian Tidak Prosedur

oleh -
oleh

sergap TKP – SURABAYA

Terkait pengungkapan kasus baby sister yang cekoki anak asuhnya dengan obat penggemuk, Ditreskrimum Polda Jatim selain menemukan adanya dugaan kekerasan fisik juga menemukan adanya dugaan praktek kefarmasian secara tidak prosedur.

Hal tersebut disampaikan Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto didampingi dr. Bayu Dharma Shanti selaku Tim Kesehatan Bidokes Polda Jatim. Pada Selasa (15/10/2024).

Menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto, Tersangka N berperan sebagai orang yang meminumkan obat dengan kandungan Siproheptadine dan Dexamethasone kepada korban selama kurang lebih setahun tanpa ijin dan tidak diketahui oleh pelapor selaku ibu kandung korban karena atas inisiatif tersangka sendiri.

Kabid Humas mengatakan kasus ini menjadi edukasi bagi orang tua karena bisa membahayakan jika terjadi kasus serupa.

“Kasus ini akan kita seriusi, mengingat dari kasus ini kita akan mengedukasi masyarakat agar tidak terjadi di kemudian hari,” kata Kombes Pol Dirmanto.

Kabid Humas menjelaskan tujuan N melakukan tindakan tersebut untuk menambah nafsu makan hingga korban mengalami jatuh sakit (bengkak pada wajah dan tubuhnya) sampai berat badan mencapai 19,5 Kg (Overwight).

Pada kesempatan yang sama dr. Bayu Dharma Shanti selaku Tim Kesehatan Bidokes Polda Jatim mengungkapkan, Dari pemeriksaan anggota kami itu didapatkan mengandung steroid dan antistamin.

“Steroid itu obat yang digunakan pada beberapa penyakit, dimana dalam pemberian obat itu harus sepengetahuan dokter. Jadi setelah ada diagnosa baru dapat memberikan steroid untuk pengobatan,” kata dr. Bayu Dharma Shanti.

dr. Bayu menjelaskan, obat steroid ini bukan digunakan secara luas, karena apabila digunakan sembarangan akan menimbulkan dampak negatif.

Adapun efek samping steroid antara lain, meningkatkan resiko diabetes, tulang mudah patah atau osteoporosis, serta bisa menghambat pertumbuhan anak-anak.

Selain itu, steroid juga dapat menyebabkan kegemukan pada bagian tubuh tertentu (wajah, bahu, perut) atau seluruh tubuh, menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi.

“Jadi obat steroid tidak bisa digunakan sembarangan, dan dalam pemberian dosisnya maupun lama pemberian harus ditentukan seorang dokter yang ahli berdasarkan hasil pemeriksaan secara langsung kepada pasien, perkara untuk dosis dan berapa lama tergantung sakit dan diagnosis yang ditemukan pada seorang pasien,” terang dr. Bayu.

Dalam kasus ini, kata dr. Bayu, Biddokkes dilibatkan dari hasil temuan. Kami pernah ditunjukan foto perbandingan korban dengan kakaknya oleh penyidik, kami dapatkan wajah maupun tubuh korban itu gemuk yang tidak wajar dibandingkan dengan kakak-kakaknya yang badannya lebih langsing. Kemudian dari hasil pemeriksaan laborat juga ada gangguan hormon pertumbuhan  yang rendah dari pada dosis yang sewajarnya.

“Steroid tidak pernah digunakan untuk orang supaya menjadi gemuk, jadi efek samping jika penggunaannya tidak sesuai resep dokter, efek sampingnya pasien seolah-olah gemuk padahal bukan gemuk,” ungkapnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.