sergap TKP – PROBOLINGGO
Beredarnya peserta karnaval berkostum serba hitam dengan menggunakan cadar, akhirnya mendapat respon dari pihak Kepala Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Prof. Dr. Muhadjir Effendy.
Melalui kunjungan kerjanya di Kota Probolinggo, Minggu, 19 Agustus 2018, Muhajir menilai jika penggenaan kostum tersebut, tidak dilandasi dengan unsur kesengajaan dari pihak sekolah. “Setelah diamati, kejadian itu tak seseram seperti kabar di media sosial,” katanya.
Ia menilai jika perayaan pawai budaya yang menjadi perbincangan masyarakat beberapa waktu lalu itu, justru melambangkan suatu simbol religius, nasionalis dan integritas dalam memperebutkan kemerdekaan RI.
“Saya melihat, masyarakat Probolinggo tidak terpengaruh sama sekali dengan isu itu. Justru, keresahan malah timbul di media sosial,” jelas Kepala Mendikbud RI ini.
Kendati demikian, dirinya tak menampik opini yang timbul di kalangan masyarakat mengenai peserta karnaval yang menggunakan busana serba hitam, dengan wajah yang tertutup oleh cadar.
“Sensitifitas itu bagus, karena menunjukkan kepekaan masyarakat terhadap adanya hal sekecil mungkin mengenai paham radikalisme di Indonesia. Itulah bentuk semangat masyarakat Indonesia dalam menjaga keutuhan NKRI ini,” ucapnya. “Tapi, masyarakat juga harus paham, tindakan itu dilakukan atas dasar unsur ketidaksengajaan,” ulasnya.
Mantan Rektor UMM itu mengakui jika masalah tersebut sudah dapat diluruskan, sehingga tidak menimbulkan suatu hal yang bisa menimbulkan kekhawatiran masyarakat. “Tidak ada masalah apapun, dan tidak ada kaitannya sama sekali pihak sekolah untuk memberikah paham radikalisme. Itu murni untuk acara karnaval,” tegasnya.