sergap TKP – SURABAYA
Satreskrim Polrestabes Surabaya berhasil mengungkap kasus tindak pidana kekerasan atau penganiayaan terhadap anak yang mengakibatkan korban tewas. Rabu (2/12/2020).
Dari ungkap kasus tersebut, polisi mengamankan sebanyak 15 orang remaja, lima orang diantaranya akhirnya ditetapkan sebagai tersangka pelaku dan atau turut serta melakukan penganiayaan.
Kelima pelaku pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka tersebut masing-masing berinisial AYH alias Salong (20), RDC alias Adong (18), BLRA (18), Serta R dan I, keduanya masih bawah umur.
“Untuk persangkaan pasal Undang-Undang Perlindungan Anak Pasal 80 kemudian kita lapis dengan Undang-Undang KUHP Pasal 170 ayat 2 kemudian kita lapis juga untuk Pasal 351 KUHP,” kata Kasat Resktim Polrestabes Surabaya, Kompol Oki Ahadian. Rabu (2/12/2020).
Kejadian bermula pada hari Jumat malam tanggal 27 November 2020 saat dua kelompok memang yang sudah ada konflik sebelumnya kemudian saling memberikan tantangan menggunakan media sosial sehingga akhirnya terjadi tawuran di sekitar depan PGS yang mengakibatkan salah satu kelompok itu terluka kemudian meninggal dunia.
“Hari ini setelah sekitar 3 hari kita lakukan pencarian maka kita bisa mengamankan 5 orang tersangka, 2 di bawah umur 3 inisialnya AYH, kemudian RDC dan BLRA yang sudah dewasa.” ujar Kompol Oki Ahadian.
Kasat Reskrim menjelaskan, yang perlu rekan-rekan ketahui bahwa kalau ditanya di Surabaya ada beberapa kelompok yang memang sering melakukan tawuran, yang kita antisipasi dan kita tidak tolelir, tetap akan kita kejar dan kita sudah melakukan kegiatan kegiatan pencegahan.
“Mereka ini sering mengelabui petugas seperti kejadian ini sudah kita antisipasi tetapi kejadiannya pada jam 5 pagi. padahal sudah mulai dari malam kita antisipasi mereka-mereka ini menunggu petugas lengah sehingga terjadi tawuran.” terang Oki Ahadian.
Menurut Kasat Reskrim, yang perlu kita lakukan adalah pencegahan, karena tawuran adalah tanggung jawab kita semua bukan hanya anggota Polri tetapi menjadi tanggung jawab seluruh warga Kota Surabaya.
Kasat Reskrim berpesan, kepada para orang tua untuk menjaga putra-putrinya masing-masing supaya tidak terjadi lagi. apalagi sampai terjadi korban jiwa itu tidak kita inginkan.
“Mari sama-sama kita jaga supaya anak kita ini selamatkan tidak terpengaruh hal-hal yang jelek lebih baik gunakan atau anak-anak ini melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya produktif apalagi di tengah pandemi.” tuturnya.
Kasat mengatakan, Alatnya lengkap untuk melakukan penganiayaan, kemudian admin daripada media sosial yang digunakan untuk provokasi sudah kita amankan juga. kemudian ada beberapa kendaraan yang kita amankan.
Kasat Reskrim juga mengimbau untuk pelaku-pelaku yang belum ke tertangkap agar segera untuk menyerahkan diri dari pada nanti tetap akan kita lakukan pengejaran.
“Lebih baik orang tua, saudara yang merasa memang kendaraannya ada disini, kemudian anaknya terlibat tawuran serahkan ke kita, dari pada kita cari, kita tangkep, pasti kita proses sebagaimana mestinya.” ujarnya.
Selain mengamankan para pelaku, dari ungkap kasus ini polisi juga telah mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya berupa senjata tajam jenis celurit.
“Ada beberapa yang kita sita dari tersangka khususnya sarana utuk menganiaya korban sehingga meninggal dunia. Ini ada beberapa celuruit, ada dua celurit yang kita amankan dari tersangka yang masih anak-anak tadi. ini adalah sarana atau alat untuk melakukan penganiayaan.” kata Oki Ahadian.
Selain itu, kata Kasat Reskrim, Ini yang diamankan sementara dari kelompok satunya, jadi memang dia melakukan penganiayaan. Jadi konteksnya yang kita proses sementara ini untuk pengeroyokannya. Tetap akan kita telusuri dan kita urai.tidak mungkin terjadi tawuran jika tidak ada dua belah pihak yang saling berseberangan.
“Tentunya akan kita tindak lanjuti dari dua pihak. Pihak sebelahnya juga siapa yang provokatif nanti kita tindak lanjut sesuai proses hukum.” tuturnya.
Kasat Reskrim juga menambahkan, Saya sampaikan tidak ada geng geng itu tidak ada hanya kelompok-kelompok pemuda saja. kita jangan membiasakan menyebut geng, kayak serem sekali.
“Adek-adek kita anak-anak kita yang memang harus kita arahkan untuk hal-hal bener yang sifatnya hal yang provokatif itu kita hindari. Bermedsos sekarang kan banyak yang menjadi selebgram dan lain-lainnya itu yang produktif. Nah yang seperti ini tidak produktif.” pungkasnya.