sergap TKP – SURABAYA
Pandemi Covid-19 memang masih mewabah di Indonesia. Namun hal tersebut tidak menghalangi untuk melestarikan sejarah, budaya, dan adat istiadat nusantara. Hal tersebut salah satunya ditunjukkan oleh Yayasan Peradaban Bumi Mataram.
Yayasan yang digagas oleh Dr. Andi Budi Sulistijanto bersama lima sahabatnya ini telah berdiri sekitar satu tahun atau sejak mewabahnya virus corona di Indonesia dan dunia.
“Sudah setahun, pandemi covid-19 bikin orang kreatif, sehingga muncullah gagasan membuat Yayasan Peradaban Bumi Mataram,” ujar Andi Budi yang juga Wakil Ketua Lakpesdam PBNU tersebut.
Kendati baru berumur satu tahun organisasi ini telah banyak menggelar kegiatan seperti Bakti Budaya ke lima situs seperti Prabu Handayaningrat Pengging, makam Ki Ageng Henis Laweyan, Sendang Pangurian Pajang, makam Kyai Sala dalem Keraton Surakarta Hadiningrat, makam Sjech Sulukhi Nganjuk.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan masukan ke pemerintah, bukan hanya intelektual dan edukasi, pemerintah harus memperhatikan situs yang ada, bukan hanya Borobudur, tapi yang kecil-kecil juga diperhatikan,” jelas Andi Budi.
Pihaknya juga menggelar kegiatan yang tidak melibatkan kerumunan massa melalui seminar virtual atau webinar sebanyak lima kali dengan mengangkat berbagai macam tema mulai birokrasi, politik, hukum, sampai dengan ekonomi.
Tidak main-main webinar tersebut juga menghadirkan sejumlah narasumber besar seperti diantaranya Prof. Burhan Bungin, Prof. Ravik Karsidi, Prof. Gunawan Sumodiningrat, Prof. Sahid Teguh W, Prof.AgusSukristyanto, Prof. Pawito, Prof.Sri Rochana W, Prof.A.Sihabuddin, Dr. Marlinda Irawati, Dr. Emrus Sihombing, Dr. Dedi Kurnia S, Dr. Ayub Muktiono, Dr.Hudi Asrori, KGPAA Dipokusumo, Dr.Arry Basuseno, dan Dr. H.Andi Budi. Sebagai moderator adalah Dr. Arief Akhyat, Novyan Isnaeni, dan Eryana Setyarti,MM.
“Animo masyarakat luar biasa, dari UGM, Ciputra dan seluruh Indonesia narasumber yang ngisi, seminar ini kita kerjasama dengan IQRA. Peserta dari akademisi kampus se Indonesia, perwakilan kementerian dan lembaga-lembaga budaya,” terangnya.
Bendahara IQRA ini mengaku mendapat apresiasi dari KH. Said Aqil Sirodj terkait dengan webinar yang diselenggarakannya tersebut. Kedepan ia berencana untuk
bekoordinasi dengan banyak pihak untuk mensupport warisan budaya nusantara tetap eksis dan banyak diminati.