SergapTKP – Surabaya
Pasca Operasi Ketupat Semeru 2024 yang dilaksanakan pada tanggal 4 sampai 16 April, pihak Polda Jatim berhasil mencatat 604 kasus kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang terjadi pasca mudik Lebaran tahun 2024.
Hasil perhitungan angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di tahun 2024 ini telah mengalami penurunan dibandingkan operasi Ketupat yang digelar pada tahun sebelumnya yang memperoleh 1.055 angka kasus kecelakaan.
Selain itu, korban dari kecelakaan lalu lintas tahun ini telah mengalami banyak Penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, untuk korban kecelakaan ditahun ini berjumlah 63 orang diantaranya terdapat 24 orang meninggal dunia dan 39 orang mengalami luka-luka. Sedangkan untuk tahun sebelumnya korban kecelakaan berjumlah 174 orang diantaranya terdapat 162 orang meninggal dunia dan 12 orang mengalami luka-luka.
“Secara umum Operasi Ketupat Semeru 2024 berjalan sangat kondusif dan bisa kami kategorikan berhasil karena berlangsung tertib dan lancar,” ungkap Irjen Pol Imam Sugianto, pada Rabu (17/04/2024).
Sementara itu, kasus kecelakaan lalu lintas yang paling signifikan pada mudik 2024, terjadi di Kabupaten Ngawi pada Minggu (7/4/2024) lalu. Dimana terdapat dua pemudik kehilangan nyawanya karena motor yang dikendarai tertabrak bus.
Kecelakaan motor tersebut terjadi di daerah Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 07 – 08 dari Ngawi, arah masuk Desa Ngale, Paron.
“Tingkat fatalitas kecelakaan salah satunya ada di wilayah Ngawi. KM 572 Tol Ngawi merupakan titik lelah,” jelasnya Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Komarudin.
Kombes Pol Komarudin juga menerangkan bahwa pihaknya juga telah menerapkan beberapa strategi untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas mulai dari pola preemtif dengan mengajak masyarakat pengguna jalan berperan serta tertib berlalu lintas.
Kemudian pola preventif, yakni penggelaran kekuatan dari semua potensi masyarakat dari instansi samping, dinas perhubungan, organisasi kepemudaan, pramuka termasuk masyarakat sekitar yang bergabung di pos pelayanan dan pos terpadu.
“Kami tidak segan untuk melakukan tindakan tegas kepada siapa saja pelaku perjalanan yang memang membahayakan,” terangnya.
Langkah lain, kata dia, adalah dengan melakukan tes urin kepada para sopir bus dan ramp check mengingat jumlah pemudik yang menggunakan bus menduduki urutan kedua setelah kereta api. Hasilnya, di Tulungagung ditemukan ada sopir yang diduga mengkonsumsi narkoba.
“Hasil masih terus dilakukan pendalaman. Kami temukan di tas ada sisa pakai sabu. Kami juga lakukan penggeledahan di bus dan ditemukan ganja,” ujarnya.
Diketahui, selama Operasi Ketupat Semeru 2024, Polda Jatim menerjunkan 16.365 personil gabungan untuk melalukan pengamanan selama operasi berlangsung. Selain itu Polda Jatim juga menggagas aplikasi Mahameru Quick Respon untuk memantau kondisi lantas.