sergap TKP – SURABAYA
Tingginya intensitas curah hujan di sejumlah wilayah menyebabkan terjadinya banjir. Hal ini juga berdampak terhadap sejumlah lahan pertanian. Tercatat sebanyak 5.432 hektare lahan pertanian di 17 Kabupaten/Kota di Jawa Timur terdampak banjir.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur Dr. Hadi Sulistyo yang menyebut lahan pertanian terdampak banjir tersebut hanya 1,11 persen dari total luas lahan persawahan di Jawa Timur.
Adanya sejumlah lahan pertanian yang terdampak banjir tersebut tidak berdampak besar bagi hasil panen di Jawa Timur. Bahkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Jawa Timur sebagai provinsi dengan produksi padi tertinggi di Indonesia sepanjang 2020 disusul oleh Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Jawa Barat.
Tingginya intensitas curah hujan di sejumlah wilayah yang menyebabkan banjir tersebut menurutnya terjadi sejak Oktober 2020 lalu. Namun demikian hal itu tidak terlalu mempengaruhi hasil panen lantaran tidak ada kerusakan berarti pada padi yang ditanam tersebut.
“Dari 1,1 persen sawah yang terendam banjir, tanaman padi kondisinya tidak rusak dan masih bisa diselamatkan,” imbuhnya.
Dr. Hadi Sulistyo menjelaskan bahwa pihak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan telah mengambil langkah antisipatif untuk meminimalisir dampak kerusakan lahan yang lebih luas.
Sebab, ada sekitar 97 hektare kebun jagung, 2 hektare ladang semangka, 16 hektare ladang cabai, dan 0,25 hektare lahan bawang merah yang juga terdampak banjir. “Kami melakukan langkah antisipatif adanya banjir susulan dengan cara perbaikan tanggul serta pemantauan kondisi tanaman secara intensif,” tambah Hadi.
Kendati tengah berada di tengah pandemi Covid-19 yang nyaris terjadi sepanjang tahun 2020 produksi padi Jatim justru meningkat 0,44 juta ton dibanding tahun sebelumnya.
Produksi padi pada 2019 lalu mencapai 9,58 juta ton. Tahun 2020 meningkat menjadi 10,02 juta ton. Selain itu surplus produksi beras di Jatim juga meningkat dari 1,28 juta ton di tahun 2019 menjadi 1,50 juta ton di tahun 2020.
Penyumbang terbesar produksi padi di Jatim dipimpin oleh Lamongan dengan produksi sebanyak 0,87 juta ton. Selanjutnya Ngawi dengan 0,83 juta ton, dan Bojonegoro 0,74 juta ton.
Sementara untuk angka kenaikan tertinggi di banding tahun 2019 dipegang oleh Ponorogo dengan kenaikan sebesar 74.610 ton, disusul Ngawi dengan 52.280 ton, dan Bojonegoro dengan kenaikan mencapai 45.320 ton.