sergap TKP – JAKARTA
Setelah sempat menghilang, Dua tersangka kasus dugaan suap ekspor benur atau benih lobster, Andreau Misanta Pribadi (APM) dan Amiril Mukminin (AM) akhirnya menyerahkan diri ke Komisi Pemberantasn Korupsi (KPK).
APM merupakan staf khusus Menteri Kelautan dan Perikanan dan sempat menghilag ketika Menteri Edhy ditangkap KPK.
Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara KPK, Ali Fikri menjelaskan APM bertindak selaku pelaksana Tim Uji Tuntas Perizinan Usaha Perikanan Budidaya Lobster di Kementerian KKP. Sementara AM dari pihak swasta.
“Siang ini sekira pukul 12.00, kedua tersangka APM dan AM (swasta) secara kooperatif telah menyerahkan diri dan menghadap penyidik KPK,” kata Ali Fikri kepada wartawan, Kamis (26/11/2020).
Untuk diketahui, terkait kasus dugaan suap ekspor benur atau benih lobster, penyidik KPK telah menetapkan tujuh orang jadi tersangka.
Dari ketujuh orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka, mereka diantaranya yakni, Edhy Prabowo (EP) sebagai Menteri KKP, Safri (SAF) sebagai Stafsus Menteri KKP, dan Andreau Pribadi Misanta (APM) sebagai Stafsus Menteri KKP.
Kemudian, Ainul Faqih (AF) sebagai Staf istri Menteri KKP; Siswadi (SWD) sebagai Pengurus PT Aero Citra Kargo (PT ACK); dan Amiril Mukminin (AM). Sementara sebagai pemberi suap adalah Suharjito (SJT) sebagai Direktur PT Dua Putra Perkasa (PT DPP).
Diketahui, Edhy diduga menerima suap terkait dengan perizinan tambak, usaha, dan/atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya pada 2020. Dana dari perusahaan-perusahaan yang berminat menjadi eksportir benur itu masuk ke rekening PT ACK.
Adapun PT ACK sendiri, yang dipegang oleh Amri dan Ahmad Bahtiar, diduga merupakan calon rekanan yang diajukan pihak Edhy Prabowo serta Yudi Surya Atmaja. Duit dari rekening PT ACK kemudian ditarik masuk ke rekening Amri dan Ahmad Bahtiar.
“Masing-masing dengan total Rp9,8 miliar,” ujar Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango, Rabu (25/11/2020) kemarin.